You’re My Glory - Chapter 19
Chapter ini diterjemahkan oleh Kak Nadita (LatifunKanurilkomari)
Editor: Kak June | Proofreader: Kak Glenn
Ruang privat itu mendadak menjadi sunyi.
Wajah Profesor Zhang menunjukkan berbagai macam emosi yang akhirnya berujung menjadi rasa kecewa yang mendalam. Akan tetapi Beliau tidak mengatakan apapun. Tiba-tiba saja Profesor itu seakan kehilangan tenaganya.
“Aku paham karena sudah banyak orang yang mengundurkan diri selama beberapa tahun ini. Aku juga memahami setiap pilihan yang mereka ambil. Aku hanya sedikit kecewa…,” Profesor yang sudah tua itu mengatakan beberapa kali bahwa dia memahami semua ini tapi pada akhirnya Beliau tidak bisa menahan diri untuk mengatakan semua ini kepada muridnya yang benar-benar dirinya percayai.
“Yu Tu, kamu benar-benar telah mengecewakanku.”
“Kamu adalah murid kesayanganku. Aku pikir…,” Profesor itu mendesah lemah, “Tidak perlu menyebut generasi lama di bagian antariksa yang miskin dan harus memulai semuanya dari awal. Aku membicarakan mengenai rekanmu, Guan Zai yang merelakan pekerjaan yang berpenghasilan besar di Amerika Serikat dan kembali ke Tiongkok. Aku selalu berpikir kamu seperti dia yang memiliki pendirianmu sendiri dan tekun.”
Yu Tu tidak menyangkal semua kata-kata itu. Matanya menatap lurus ke taplak meja berwarna putih yang ada di hadapannya dan hanya terdiam.
Tiba-tiba Qiao JingJing merasa sedih.
“Tapi Yu Tu juga sudah merelakan berbagai pekerjaan yang berpenghasilan besar.” Qiao JingJing ikut menimpali.
Tanpa diduga Yu Tu mengangkat alisnya dan kedua profesor itu menatap kaget ke arah Qiao JingJing.
“Saya pikir Yu Tu dan rekannya adalah orang yang berbakat sehingga mereka berhak mendapatkan yang terbaik. Jika tidak ada tekanan dan mereka memang berniat melakukannya, tentu saja seharusnya tidak ada masalah. Tapi jika Anda menggunakan nilai keyakinan dan harapan mereka untuk melakukan semua itu, bukankah itu….” Sebuah kata melintas dalam benaknya sehingga Qiao JingJing tidak memikirkannya lagi, “sangat curang?”
“JingJing!” Yu Tu menggertak agar Qiao JingJing diam.
Qiao JingJing langsung terdiam dan sedikit menyesal. Rasanya dirinya terlalu emosi.
“Saya mohon maaf.” Qiao JingJing langsung meminta maaf.
Ruang privat kembali menjadi sunyi.
Yu Tu langsung bangkit dari duduknya, “Profesor, saya mohon maaf. Kami tidak akan mengganggu Anda dan istri Anda untuk makan malam.”
.
.
.
Kali ini pasangan tua itu tidak menahan mereka untuk tetap tinggal. Qiao JingJing mengikuti di belakang Yu Tu dan cepat-cepat keluar dari restoran.
Ketika angin malam bertiup, Yu Tu sudah merasa tenang. Langkah kakinya terhenti dan nada suaranya terdengar pasrah, “Kamu termasuk orang yang berpenghasilan besar dalam strata masyarakat jadi seharusnya kamu tidak mengatakan hal seperti itu kepada profesor.”
Apa maksudnya?
Qiao JingJing sudah merasa menyesal, sekarang hatinya tambah sakit seakan ditusuk jarum. Gadis itu menatap Yu Tu. “Apa maksudnya? Kalau aku bukan Qiao JingJing, kalau aku bukan seorang aktris, aku boleh mengatakan hal itu?”
Dirinya membelalak kepada Yu Tu, “Aku hanya ingin membantumu untuk mengatakannya. Aku….”
Qiao JingJing hanya bisa mengatakan, “Dibandingkan semua orang, aku lah yang paling berharap agar kamu selalu menjadi desainer antariksa!”
Yu Tu terdiam dan menatap gadis di hadapannya itu, “Kenapa?”
.
.
.
Kenapa?
Karena saat kamu menatap langit berbintang, saat itulah kamu terlihat begitu bersinar dan begitu indah.
Karena pada saat itulah aku jatuh cinta kepada dirimu, kamu yang selalu berbicara mengenai misteri alam semesta yang tidak pernah bisa aku pahami.
Karena aku punya begitu banyak khayalan dan dalam setiap khayalanku kamu adalah seorang desainer antariksa dan bukan yang lain.
Karena kamu menyukai semua itu!
.
.
.
Tiba-tiba Qiao JingJing merasa jengkel.
Terlebih lagi sudah sangat lama sejak terakhir kali dirinya merasa jengkel seperti ini.
Mobil perusahaan manajemen aktris berhenti di samping mereka. Xiao Zhu menurunkan kaca jendela dan melambai, “JingJing dan Guru Yu, kenapa kalian berdua ada di luar?”
Jari Qiao JingJing bergerak sedikit. Dia memutar kepalanya dan tidak lagi menatap Yu Tu. Sebaliknya, dia langsung menarik pintu mobil dan langsung masuk ke dalam.
Xiao Zhu merasa ada sesuatu yang tidak beres, dia memandang ke depan dan ke belakang, “Huh, Guru Yu?”
Qiao JingJing menutup pintu mobil dan langsung memberi perintah, “Jalankan mobilnya.”
.
.
.
Mobil itu menghilang di persimpangan jalan.
Yu Tu berdiri di sisi jalan, secara tidak sadar ingin mencari rokok di dalam sakunya karena pada saat ini dirinya sudah lupa bahwa sebenarnya Yu Tu tidak punya kebiasaan merokok, biasanya dirinya mendapatkan satu atau dua rokok secara gratis dari temannya.
Yu Tu merasa sedikit bingung.
Hanya saja, sepertinya semua ini bukan hanya karena rasa bingung. Peredaran darahnya, detak jantungnya, semuanya adalah perasaan yang tidak bisa dikendalikan oleh dirinya, seperti peringatan awal terjadinya suatu kesalahan.
Sebuah gelombang aneh mendadak menerpa seluruh tubuhnya, memenuhi benaknya secara kasar pada pikirannya yang selalu tenang. Yu Tu tahu apa yang sedang melanda dirinya, tapi pria itu tidak pernah mengalaminya atau merencanakannya. Dirinya tidak menyangka bahwa semua akan muncul tiba-tiba pada saat ini, membuat semua pengendalian dirinya menghilang.
Yu Tu sedang tidak siap dan lengah.
Semua ini karena sepasang mata yang biasanya menunjukkan sikap keras kepala dipenuhi dengan tatapan kesedihan dan berlinang air mata.
.
.
.
Tapi Yu Tu langsung menenangkan diri.
Dia berjalan menuju antrian masuk restoran, berhenti di depan seorang gadis kecil dan berkata dengan sopan, “Bolehkan aku memintamu untuk menghapus semua foto yang baru kamu ambil?”
Orang tua si gadis menatap curiga kepada Yu Tu. Gadis kecil itu terkejut untuk beberapa saat kemudian dengan enggan mengambil ponselnya dan menghapus semua foto yang dia ambil di hadapan Yu Tu sekaligus dengan data backup yang ada di keranjang sampahnya.
Yu Tu mengangguk dan mengucapkan, “Terima kasih.”
Gadis kecil itu bergumam, “Aku tidak akan memposting semua foto ini. Aku fans dari saingannya jadi aku tidak mau membantunya untuk jadi lebih terkenal. Lagipula foto yang aku ambil ini lumayan bagus.”
Lalu gadis kecil itu mengucapkan hal yang aneh, “Kakak ganteng, siapa namamu? Apa kamu baru saja debut? Kalau tidak seharusnya aku sudah mengenalimu karena kamu sangat tampan. Kalau kamu dan Qiao JingJing menjadi pasangan di layar, aku bisa menjadi fans pendukung kalian karena wajah tampanmu.”
Yu Tu merasa bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk semua itu. Pada akhirnya gadis kecil itu memberi nasihat, “Semua fansnya sangat galak, jadi lebih baik kamu hati-hati.”
Yu Tu: “Oke, terima kasih untuk nasihatnya.”
.
.
.
Di jalan pada saat musim gugur, ketika Yu Tu sedang berjalan ke stasiun metro, dirinya juga sedang mengirim pesan WeChat dengan kepala tertunduk. Profesor Wang membalas pesannya dengan sangat cepat dan mengatakan kepada dirinya untuk tidak perlu memikirkan semua yang terjadi. Mereka akan menghormati apapun pilihan Yu Tu.
Sementara untuk profesor yang satu lagi… belum ada balasan apapun.
Yu Tu mendesah, langkahnya terhenti dan dia berdiri di sisi jalan. Pikirannya yang sudah tenang kembali memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah baru ini. Dirinya mulai memikirkan ide yang bagus akan tetapi tiba-tiba ponselnya berkelip dengan panggilan masuk. Nomornya menunjukkan tulisan ‘Gagal untuk ditampilkan’. Yu Tu bergetar ketakutan dan langsung menjawab panggilan itu.
Sebuah suara yang serius terdengar dari penerima telepon, “Yu Tu, satelit J-X tiba-tiba saja rusak di orbit dan berada di luar kendali. Tidak peduli dimana kamu berada, selesaikan liburanmu sekarang dan langsung ke Pusat Kontrol dan Pengukuran Satelit Xi’an.”