You’re My Glory - Chapter 31
Chapter ini diterjemahkan oleh Kak Nadita (LatifunKanurilkomari)
Editor: Kak June| Proofreader: Kak Glenn
Waktu berlalu tanpa terjadi apapun hingga tahun baru. Karena itulah, setelah Yu Tu mengantar Zhai Liang, ketika dirinya kembali ke rumah setiap malam, tempat itu terasa lebih hening dan dingin.
Tapi untunglah, Yu Tu juga punya penugasan di bulan Januari dan harus pergi ke gurun untuk perjalanan bisnis selama satu bulan.
Ada tes uji coba untuk model roket yang dirahasiakan. Meskipun lembaga mereka tidak turun tangan untuk keseluruhan model itu, dirinya dan Guan Zai masih terlibat dalam beberapa pekerjaan penting. Karena saat ini percobaan itu berada di tingkat uji coba lapangan, maka seseorang dari lembaga mereka perlu hadir.
Yu Tu akan kembali ke kampung halamannya sebelum berangkat ke gurun.
Ketika orang tuanya melihat dirinya yang kembali ke rumah, mereka sangat terkejut. “Kamu baru pulang di bulan Oktober. Kenapa kembali lagi?”
Di bulan Oktober, saat dirinya mendapat libur panjang, Yu Tu memang pulang ke rumah. Hanya saja setelah hari keempat orang tuanya mulai merasa cemas. Mereka merasa libur kali ini terlalu panjang dan berpikir apakah terjadi sesuatu pada anak mereka.
Pada saat itu Yu Tu masih belum memutuskan apapun, jadi dirinya berpikir tidak perlu mengatakan apapun yang hanya membuat orang tuanya merasa khawatir. Untuk menghindari orang tuanya yang mulai berpikir macam-macam, Yu Tu memaksakan diri kembali ke Shanghai untuk bekerja. Padahal sebenarnya, Yu Tu hanya menghabiskan waktu dengan bermain game sepanjang hari, yang secara kebetulan membawanya bertemu dengan Qiao JingJing.
Nyonya Yu terlihat sehat, tapi kalimat yang dia ucapkan saat melihat putranya itu membuat Yu Tu merasa sedih. Waktu yang dirinya luangkan untuk orang tuanya terlalu sedikit.
“Aku harus pergi untuk perjalanan bisnis selama sebulan. Aku tidak yakin sinyal di sana bagus atau tidak, jadi aku sengaja pulang untuk melihat kalian berdua terlebih dahulu.”
Nyonya Yu tidak bertanya kemana Yu Tu akan pergi dan apa yang akan dia lakukan tapi hanya mengomel, “Kamu harusnya memberi kabar lebih dulu.” Nyonya Yu juga berujar, “Festival Musim Semi (Tahun Baru Tiongkok / Imlek) agak sedikit mundur tahun ini, jadi kamu bisa pulang lagi sebelum itu kan?”
“Bisa.”
Tuan Yu yang melihat semua itu berkata dia akan pergi untuk membeli makanan yang sudah jadi, tapi justru malah dimarahi oleh Nyonya Yu. “Anaknya baru pulang tapi kamu memberi dia makanan yang sudah jadi. Ayah macam apa kamu ini?”
Pada akhirnya Tuan Yu membeli ayam dan ikan yang segar. Ketika semuanya sudah dimasak, sudah hampir pukul satu. Yu Tu makan dengan lahap dan banyak. Seperti yang bisa diduga, orang tuanya terlihat sangat senang.
Setelah mereka selesai makan siang, Yu Tu mengobrol sebentar dengan orang tuanya lalu dia kembali ke kamar.
Kamarnya tidak bisa dibilang besar dan menghadap utara. Yu Tu menghabiskan masa remajanya di kamar ini. Setelah dirinya diterima di universitas. Dirinya jarang pulang jadi kamarnya masih terlihat seperti saat dirinya masih di SMA. Kebanyakan buku yang ada di rak buku adalah buku pelajaran yang dirinya pelajari saat itu. Semua piala dari masa kanak-kanak hingga dewasa disusun rapi dan berderet di lemari pajang.
Yu Tu mengenang saat itu selama beberapa waktu, mengambil sebuah buku dan membaliknya di depan kotak penyimpanan buku.
Nyonya Yu datang untuk membawakan buah. Ibunya menatap putranya itu dan bertanya penasaran, “Kenapa kamu melihat-lihat buku pelajaran SMA-mu?”
“Tidak ada apa-apa.” Yu Tu sedikit ragu saat dia menutup buku itu dan meletakkannya kembali ke tempat penyimpanan.
Sebenarnya untuk kepulangan kali ini, selain mengunjungi orang tuanya, ada berbagai perasaan yang berkecamuk dalam diri Yu Tu. Baru-baru ini dirinya tidak sengaja akan mengingat kenangan dirinya di SMA berulang kali, seakan dirinya ingin menggali suatu kenangan masa lalu yang sudah terlupakan.
Sayangnya, yang teringat hanya sedikit.
Yu Tu tahu dirinya merasa terharu, tapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Yu Tu mencoba menutupi perasaanya dengan bertanya, “Kenapa buku SMA-ku masih ada di sini?”
“Aku merasa sayang saat membereskannya.”
Yu Tu menatap sekeliling kamarnya dan bertanya lagi, “Kemana komputerku yang dulu?”
Nyonya Yu berpikir sesaat, “Kamu bilang kamu tidak akan menggunakannya lagi, dan mesinnya sudah tua, jadi aku pindahkan ke gudang sepeda yang ada di bawah.”
Yu Tu meminta kunci gudang dari ibunya dan pergi ke bawah dan memindahkan komputer itu kembali ke atas. Nyonya Yu membawakan lap untuk membantu Yu Tu membersihkan debu. “Komputernya sudah sangat lama. Kenapa dibawa lagi? Aku bahkan sudah lupa. Dulu saat aku menjual TV kita yang lama seharusnya aku meminta mereka sekalian membawa komputer ini. Komputer ini makan banyak tempat tapi seharusnya bisa dijual untuk beberapa dolar.”
Yu Tu tersenyum, “Jangan lakukan itu.”
Lalu Yu Tu melanjutkan, “Monitornya bisa dijual, tapi CPU nya tolong tetap disimpan.”
Komputer itu sudah lama tidak digunakan, loadingnya sangat lama. Nyonya Yu sudah pergi lagi. Yu Tu menatap layar komputer yang menyala perlahan. Dekstop layar komputernya menampilkan gambar langit berbintang yang bertaburan.
Yu Tu mensetting komputernya, menyambungkannya dengan internet dan membuka QQ (software pesan instan. Aslinya bernama OICQ yang berarti Oh, I Seek U/ Oh, Aku Mencarimu).
Aplikasi QQ di ponselnya juga sudah login¸jadi tidak ada pesan baru. Akan tetapi komputer ini masih memiliki chat history dari sepuluh tahun yang lalu
.
Yu Tu menatap layar komputernya untuk beberapa saat, lalu setelah itu dia mencari nomor Qiao JingJing, mengklik chat history.
Sebuah profil picture bergambar benang imut berwarna pink muncul di hadapan Yu Tu.
Benar-benar jenis gambar yang akan gadis itu gunakan, Yu Tu tidak terkejut, dirinya tidak bisa menahan diri untuk tersenyum. Akan tetapi ketika dirinya mulai membaca isi chat history itu, senyumnya mulai melemah.
Dirinya benar-benar terlalu dingin dan menjaga jarak pada saat itu.
Balasannya selalu singkat dan pendek, menunjukkan dirinya masih bersikap sopan tapi menjawab asal-asalan, hingga bahkan pernah ketika JingJing bertanya mengenai persamaan dasar pertama percepatan kosmik (percepatan orbital), dirinya bahkan mengatakan lebih baik JingJing mencari di Baidu (search engine milik Tiongkok, sama seperti Google).
Tapi JingJing masih tidak menyerah dan dengan rajin mencari topik pembicaraan lain.
Misalnya—
“Aku melihat di forum yang sedang kalian diskusikan mengenai perbedaan teknologi antariksa antara Tiongkok dan Amerika. Apakah perbedaan teknologi kita memang berbeda jauh >_<?”
Misalnya—
“Ada diskusi yang menarik di grup. Apa kamu pikir manusia benar-benar bisa pindah ke Mars?”
Setelah beberapa lama, akhirnya JingJing menyerah.
Jari-jari Yu Tu terus menggulirkan roda mouse sambil membaca pesan-pesan yang dikirim Qiao JingJing lagi dan lagi. Yu Tu benar-benar ingin kembali dan memarahi dirinya satu dekade lalu, “Kenapa kamu tidak bisa lebih sabar?”
Roda mouse terus berputar dan bergulir ke arah bawah. Tiba-tiba pandangan Yu Tu jatuh pada kata “di forum” di kalimat terakhir. Dirinya ingat bahwa pada saat itu, forum dirgantara memiliki grup QQ untuk penggemar dirgantara. Mungkinkah JingJing juga ada di grup itu?
Yu Tu langsung menemukan grup yang dimaksud dan memasukkan nomor QQ Qiao JingJing ke dalam kotak pencari di chat history grup.
Beberapa hasil langsung terlihat.
Qiao JingJing ada di grup itu.
Di grup itu, JingJing menggunakan tampilan profil berwarna pink yang sama. Awalnya JingJing hanya berusaha menyelip sedikit ke dalam diskusi. Grup ini kebanyakan berisi pria, karena itulah mereka sangat bersemangat dan ramah terhadap gadis SMA ini, berlawanan dengan dirinya yang bersikap dingin. Dalam beberapa kesempatan, Qiao JingJing akan menanyakan pertanyaan yang remeh akan tetapi semua orang akan menjawab dan menjelaskan dengan detil.
Akhirnya chattingnya di grup semakin ramai. Berbeda sekali jika JingJing mengirim pesan ke dirinya, sangat berhati-hati dan serius.
Yu Tu perlahan mencari, dari waktu ke waktu senyum akan muncul di wajahnya, mungkin karena sikap Qiao JingJing yang kekanakan dan ramai, atau mungkin karena terkadang gadis ini bersikap konyol — jelas sekali orang-orang di grup ini tidak menjawab dengan benar, tapi JingJing masih menanggapi mereka dan melemparkan pesan kagum.
Segera Chat History itu mencapai halaman terakhir.
Qiao JingJing mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang di grup.
Tangan Mampu Memetik Bintang: Di masa mendatang, aku tidak bisa lagi main di sini.
Semesta Yang Luas: Ada apa? Orang tuamu melarangmu?
Tangan Mampu Memetik Bintang: Bukan, aku mau belajar lebih serius. O(∩_∩)O Kalau aku diterima di universitas pilihanku, aku akan datang lagi dan bermain bersama kalian.
Rasi Bintang (Vega) Milik Gadis Penenun: Targetmu di mana?
Tangan Mampu Memetik Bintang: … Tsinghua
Yu Tu merasa kaget.
Pada saat itu percakapan ini menimbulkan kehebohan di dalam grup.
Peng Peng: Wow, nak. Kita memang tidak boleh menilai orang dari penampilannya.
Tuan Muda Yang Jahat: Ambisius sekali.
Tangan Mampu Memetik Bintang: Sebenarnya aku tidak punya cita-cita yang besar == tapi baru-baru ini aku menyatakan perasaanku ke orang yang kusukai. Dia bilang nilai sekolahku terlalu rendah, jadi aku ingin masuk ke universitas yang sama dengannya. Mungkin saat itu dia akan suka kepadaku?
Rasi Bintang (Vega) Milik Gadis Penenun: Pria tidak melihat hal seperti itu… Memetik Bintang, apa kamu cukup cantik?
Tangan Mampu Memetik Bintang: Aku sangat cantiklah~ ah – –
Kepala Ikan: Jangan sombong.
Tangan Mampu Memetik Bintang: Oh – –
Tangan Mampu Memetik Bintang: Yang penting, setelah aku memikirkannya berulang kali, kelemahanku cuma nilaiku yang tidak terlalu tinggi… karena itu aku harus belajar keras.
Tangan Mampu Memetik Bintang: Tapi sebenarnya nilaiku termasuk top 200 di kotaku.
Garpu: Top 200 juga sudah sangat bagus. Pasti kamu bisa masuk ke salah satu universitas unggulan.
Tangan Mampu Memetik Bintang: Tapi orang yang kusukai itu selalu ranking 1 di seluruh kota.
Garpu: … Yah, itu tidak terlalu jelek.
Rasi Bintang (Vega) Milik Gadis Penenun: Perbedaannya jauh sekali.
Tangan Mampu Memetik Bintang: Ya. Yang penting aku masih belum fokus belajar. Kalau aku sudah lebih serius, aku pasti bisa mencapai target >_<
Tangan Mampu Memetik Bintang: Aku pikir sekarang aku bisa berusaha lebih keras O(∩_∩)O
Qiao JingJing remaja menggunakan emoticon yang dia tidak akan gunakan lagi pada saat ini untuk menunjukkan rasa optimis dari tujuannya bahwa kali ini dia akan berusaha keras.
Akan tetapi Yu Tu berumur 30-an yang melihat pesan-pesan ini dari satu dekade yang lalu merasa getir.
Tiba-tiba Yu Tu tidak sanggup lagi membaca rekaman chat ini, tangannya memijit dahinya, merasa malu.