You’re My Glory - Special 11
Chapter ini diterjemahkan oleh Kak Nadita (LatifunKanurilkomari)
Editor: June | Proofreader: Kak Glenn
Di siang hari pada akhir pekan yang santai, setelah mencuci peralatan makan, Yu Tu kembali ke ruang kerjanya untuk menulis tesisnya. Qiao JingJing mengikuti, memandangi sekilas dan menemukan semua itu seperti bahasa Latin untuk dirinya. Qiao JingJing menyerahkan secangkir teh mawar dan kemudian duduk di sofa untuk membaca naskahnya.
Setelah membaca untuk dua episode, ketika dirinya akan menghayati perannya, teman baiknya yang seharusnya punya delapan ratus adegan (Epilog 9) menelepon.
Qiao JingJing langsung menjawab telepon tersebut.
Teman baiknya itu terdengar sangat bersemangat di telepon, “Aku dengar sewaktu kamu syuting Pasir Kuning, pacarmu datang ke set film dan membuat Zhou XiaoQi marah besar?”
“…Filmnya sudah selesai sejak lama. Darimana kamu dengar semua ini?”
“Aku baru saja dengar. Hahaha, itu membuatku sangat senang. Aku tidak peduli, aku mau bertemu pacarmu. Benar-benar orang yang hebat.”
“Oke, kita bisa makan sama-sama kapan pun kamu senggang.”
“Bagaimana kalau hari ini? Malam ini aku tidak ada jadwal syuting. Kalian berdua datanglah ke rumahku untuk makan malam. Aku sudah pindah rumah ke Shanghai sejak Agustus tapi kamu belum pernah main ke sini. Aku akan minta orang untuk mengantarkan Kepiting Mitten Tiongkok (T/N: Kepiting Bulu Tiongkok) ke sini, yang jenisnya 300 gram per satu ekor. Filmku sebentar lagi selesai syuting, jadi bisa dianggap perayaan untuk itu juga.”
“Seharusnya tidak masalah. Aku tanya dia dulu.”
“Seharusnya??? Masih perlu ditanya?” Teman baiknya langsung merasa marah. “Hey, aku mentraktirmu makan malam. Aku! Aku ini Chen Xue. Apa pacarmu itu tahu betapa terkenalnya aku? Aku mentraktir tapi dia masih berani berpikir untuk tidak datang?”
Qiao JingJing: “…Pacarnya juga sangat terkenal. Kamu pikir cuma kamu yang spesial?”
Qiao JingJing menutup telepon, berjalan kembali ke ruang kerja dan langsung berlari ke depan meja kerja Yu Tu.
Yu Tu mengangkat wajahnya. Qiao JingJing langsung bertanya, “Apa kamu pernah dengar Chen Xue?”
Yu Tu samar-samar mengingat Qiao JingJing pernah menyebut nama ini beberapa kali sebelumnya. “Teman baikmu? Yang sebelumnya kamu pernah melarangku untuk menonton film mantan pacarnya?” (Chapter 14)
Qiao JingJing: “…Benar, dia bilang dia mau mentraktir kita makan malam hari ini.”
“Baiklah.” Yu Tu menatap jamnya, “Apa masih sempat kalau kita baru berangkat setengah enam nanti?”
Qiao JingJing membuat tanda “oke”.
Yu Tu mengambil gelas minumnya yang cantik yang ada dalam jangkauannya (baru dibeli Qiao JingJing) dan meminumnya sedikit, tidak bisa untuk tidak mengernyit.
Qiao JingJing: “Kenapa?”
“Terlalu manis.”
Yu Tu mengarahkan gelas itu ke bibir Qiao JingJing. Ketika Yu Tu mengarahkannya, Qiao JingJing menundukkan kepalanya sedikit dan meminumnya. “Cuma sedikit manis. Aku terlalu banyak menambahkan madu.”
Qiao JingJing mengambil gelas itu dan berjalan ke dapur. “Aku akan tambahkan air.”
“Minum saja. Cukup ambilkan aku air putih biasa.”
Suara Qiao JingJing terdengar dari dapur. “Tidak bisa, aku sudah minum segelas teh hari ini. Kalau aku minum lagi berat badanku bisa bertambah.”
Yu Tu: “… Kalau begitu tolong ambil daun yang ada di dalamnya.”
Karena Qiao JingJing hanya akan menemui temannya, dirinya terlalu malas untuk berdandan. Qiao JingJing menunggu Yu Tu selesai bekerja, mengganti bajunya dan akhirnya mereka berangkat. Sepanjang jalan, Qiao JingJing terus menerima pesan dari Chen Xue.
Chen Xue: Aku juga mengundang Duan Wu dan pemenang aktor terbaik Zhou, tidak masalah, kan?
JingJing: Tidak apa-apa.
Dua-duanya adalah teman yang sudah dirinya kenal dengan baik.
JingJing: Mereka berdua ada di Shanghai?
Chen Xue: Filmku yang berikutnya akan bersama dengan mereka berdua. Kami makan malam bersama dengan produser kemarin. Aku baru saja menanyai mereka dan ternyata mereka masih ada di sini, jadi aku sekalian mengundang mereka.
Chen Xue: Oh, ngomong-ngomong setelah makan mau main mahjong?
JingJing: Tidak, sudah terlalu malam. Pacarku masih harus pulang untuk menulis tesisnya.
Chen Xue: Bukannya pacarmu sudah bekerja? Menulis tesis untuk apa?
JingJing: Kesalahan dalam pemahaman pada lembaga penelitian ilmiah ==
Chen Xue: Oh, aku paham!
Chen Xue: Jangan khawatir, kami juga akan menunjukkan kondisi akademis di sini!
???
Dia bilang apa? “Kondisi akademis” apa?
Tiba-tiba Qiao JingJing merasa khawatir.
Pantas saja.
Ketika mereka sampai ke rumah Chen Xue, asisten rumah tangga datang untuk membukakan pintu. Mereka berdua masuk melalui pintu ketika Qiao JingJing mendengar suara rendah dan dalam seorang pria yang berteriak dengan lantang, “Kita harus menyelamatkan mereka!”
Qiao JingJing: “….”
Apa yang mereka lakukan?
Setelah melintasi ruang depan, Qiao JingJing berjalan menuju ruang tengah. Di sana dirinya melihat tiga orang yang menarik perhatian, dua pria dan satu wanita, berdiri di tengah-tengah ruang tengah dan masing-masing memegang naskah untuk berlatih adegan dalam film.
Qiao JingJing tidak menyangka bahwa “kondisi akademis” itu maksudnya adalah ini.
Yu Tu juga sepertinya agak sedikit kaget?
Melihat mereka berdua, ketiga orang itu langsung berhenti melakukan apa yang mereka lakukan. Setelah bersalaman satu sama lain, aktor terbaik Zhou, yang selalu disebut sebagai dewa aktor utama tingkat nasional, menjelaskan dengan tenang, “Kami akan syuting bersama-sama bulan depan, jadi kami memanfaatkan waktu setiap kami bersama untuk latihan. Adegan selanjutnya adalah adegan kelompok. JingJing, bantu kami mengisi satu peran, ya?”
Aktor Zhou menatap Yu Tu, “Kamu tidak keberatan kalau kami meminjam JingJing sebentar, kan?”
Yu Tu menjawab sopan, “Tidak masalah.”
Qiao JingJing berjalan dengan wajah bingung. Chen Xue memberikan naskahnya untuk dilihat, “Kamu memainkan peran ini.”
Tidak… apa hubungannya film kalian denganku?
Qiao JingJing merasa kesal. Jelas-jelas dirinya sedang liburan, tapi dia ditipu untuk datang ke sini dan bekerja lembur?
Awalnya Qiao JingJing hanya ingin mengikuti alur saja, tapi Yu Tu malah duduk di sofa dan menonton mereka. Bagaimana bisa dirinya kalah? Jadi Qiao JingJing tidak punya pilihan untuk serius dan menghayati perannya.
Setelah mereka menyelesaikan satu adegan, keempat aktor dan aktris itu berkumpul bersama, berpura-pura membahas naskah mereka.
Chen Xue bertanya kepada Qiao JingJing dengan suara yang rendah, “Sudah ada kondisi akademis, belum? Terlihat terpelajar atau tidak?”
Sang aktor terbaik menjaga agar wajahnya terlihat serius dan dia ikut berbisik, “Sebenarnya tadi kami sedang bermain Lawan Tuan Tanah (T/N: Salah satu permainan kartu taruhan di Tiongkok). Ketika kami mendengar kamu datang, kami langsung melempar kartu kami dan mulai berlatih film ini.”
Duan Wu: “Kami memang sangat profesional dan dalam sekejap mampu menghayati peran kami.”
Chen Xue: “Aku cuma mau tanya, apa kamu merasakan situasi akademis? Apa ada situasi yang artistik? Kalau dibandingkan dengan ilmuwan itu, kami tidak kalah, kan?”
Qiao JingJing tidak mau mengatakan apa pun. Dirinya cuma mau merekam semua pembicaraan ini dan membiarkan fans mereka mendengarnya.
Coba lihat dewa dan dewi kalian ini. Apa semua ini menghancurkan image mereka atau tidak?
Yang berikutnya, Qiao JingJing ditarik lagi untuk berlatih adegan yang lain. Setelah selesai, keempat orang itu duduk di sofa. Qiao JingJing merasa jiwanya sangat lelah. Yu Tu sepanjang tadi menonton dari samping. Pada saat ini dia tampak berpikir. Qiao JingJing tidak bisa untuk tidak gugup dan bertanya, “Ada apa?”
Mungkinkah dirinya tidak berakting dengan baik dibandingkan dengan sang aktor terbaik barusan?
Yu Tu merasa tidak yakin dan bertanya balik, “Apa ini film fiksi ilmiah?”
Qiao JingJing menjawab: “Sepertinya begitu.”
Setelah berpikir untuk beberapa saat, Yu Tu menjawab, “Di bagian yang baru saja kalian latih, ada kekurangan, kesalahan konsep fisika.”
Sang aktor terbaik langsung menatap Yu Tu.
Lima menit kemudian, Sang aktor terbaik menghubungi penulis naskah mengenai kesalahan yang dikatakan oleh Yu Tu. Sepuluh menit kemudian, penulis naskah yang terkenal di bidang hiburan langsung cepat-cepat menghubungi Yu Tu untuk membicarakan masalah ini.
Di ruang tengah, sebuah diskusi mengenai beberapa hal yang tidak ada satu orang pun yang memahaminya sudah dimulai. Chen Xue menarik Qiao JingJing ke dapur dan mulai bergosip dengan riang, “Pacarmu benar-benar ganteng. Ketika aku memberi izinku untuk masalah ganteng, itu berarti dia memang benar-benar ganteng. Terlebih lagi dia sangat pintar. Tidak heran dia bisa mengalahkan pacar Zhou XiaoQi, orang kaya generasi kedua.”
Chen Xue melepaskan auranya aktris wanitanya yang elegan dan dengan bersemangat menggenggam tangan Qiao JingJing, “Aku akhirnya paham kenapa kamu memilih dia. Kalau aku jadi kamu, aku juga mau bersama dia.”
Qiao JingJing: “…Coba bilang lagi.”
Chen Xue: “Oh, aku cuma bilang aku kagum kepadanya. Mana mungkin aku mau merebut pacar dari teman baikku sendiri?”
Qiao JingJing cukup puas dengan jawaban ini.
Chen Xue mulai membuat kopi. Dia menggunakan alasan ini untuk menarik Qiao JingJing ikut bersamanya ke dapur. “Sebenarnya, ada beberapa orang di bidang ini yang meremehkan dan tidak setuju dengan hubunganmu yang sekarang. Mereka bilang kamu memilih kesana kemari dan akhirnya memilih karyawan biasa. Sebelum ini aku juga tidak paham kenapa kamu tidak memilih Bos Su. Su Ye adalah jenis orang yang bisa kamu bawa untuk dipamerkan. Memang dia punya kekurangan, tapi tuan muda yang kaya dan tampan yang mana yang tidak sombong? Tapi kalau dipikir lagi, selain untuk sombong, dia memang tidak ada manfaat lain. Kita sendiri juga kaya, jadi lebih baik memilih orang yang kita suka. Tidak penting juga untuk kita memikirkan penghasilan pasangan kita.”
Qiao JingJing merasa tersinggung, “Aku bukan orang yang pilih-pilih, terima kasih banyak!”
“Aku tahu lah~” Chen Xue bernyanyi. “Tapi JingJing, kalau saja kamu bukan aktris dan tidak punya banyak uang, apa kamu masih memilih pacarmu itu?”
“Aku ini cantik dan pekerja keras, mana mungkin aku tidak punya uang? Meskipun aku cuma pembaca berita di TV, aku pasti bergelimang uang, oke?”
“Yah, kalau saja kamu benar-benar sial dan tidak punya uang?”
Qiao JingJing menatap Chen Xue dengan dingin. JingJing berpikir temannya itu hanya mengucapkan omong kosong dan juga memiliki masalah di kepalanya. “Apa kamu bodoh? Kalau memang seperti itu tentu saja aku harus mengikat pacarku lebih kuat lagi.”
Di jalan pulang Yu Tu terus tersenyum. Qiao JingJing bergeser untuk menatap Yu Tu. “Kenapa kamu sangat senang? Apa karena penulis naskah berdiskusi denganmu?”
“Bukan.” Jawab Yu Tu, “Aku senang karena pacarku ternyata sangat pintar dan logikanya masuk akal.”
Qiao JingJing mengedipkan matanya. Apa Yu Tu baru saja memuji dirinya? Meskipun dirinya tidak tahu kenapa, tapi ini tidak mencegah dirinya untuk mengambil kesempatan untuk sedikit bangga. “Kamu baru tahu sekarang?”
Tapi pujian seperti ini tidak berarti apa-apa, karena itulah Qiao JingJing bertanya lebih rinci, “Apa contohnya sehingga kamu bisa mengambil kesimpulan seperti ini?”
Contohnya?
Yu Tu memikirkan kalimat “tentu saja aku harus mengikat pacarku lebih kuat lagi” yang tidak sengaja dirinya dengar saat Yu Tu ke dapur untuk mencari Qiao JingJing. Yu Tu menjawab dengan senyum, “Contohnya, saat orang lain punya kepiting sisa yang belum dimasak, kamu malah membawa semua kepiting itu pulang.”