You’re My Glory - Special 13
Chapter ini diterjemahkan oleh Kak June (kurenai86)
Editor: Nadita| Proofreader: Kak Glenn
“… Apa itu lamaran pernikahan?” Ling JieJie bertanya, menahan napasnya.
“Tentu saja! Sudah begitu jelas….” Sungguh langka bagi Qiao JingJing jadi tampak agak malu-malu. Bahkan suaranya juga lebih lembut.
Ling JieJie: “….”
Apanya yang jelas?!
“Jadi kamu menyetujui dengan begitu mudahnya?” Dia terpikirkan sebuah kemungkinan dan bertanya dengan horor, “Jangan bilang padaku kalau kalian sudah mendapatkan sertifikat nikah!”
Qiao JingJing memutar matanya pada Ling JieJie, “Mana mungkin?”
“Itu bagus, itu bagus. Aku tahu kalau Guru Yu bukan jenis orang yang tak bisa diandalkan seperti itu.” Ling JieJie menghembuskan napas lega.
“Kami berencana pulang untuk menemui orangtua minggu depan. Hmm, kamu bisa menganggap kalau kami sudah bertunangan.” Qiao JingJing merasa agak malu. “Kamu ikut dengan kami, kan?”
“Kan kalian berdua yang bertunangan. Untuk apa aku pergi ke sana?” Meski dia mengatakan hal itu, tetap saja, kenyataan bahwa Qiao JingJing telah mengundang dirinya untuk menyaksikan sebuah momen yang demikian penting dalam hidupnya telah menghangatkan hati Ling JieJie.
“Kalau begitu aku perlu mulai menyiapakan pernikahannya?” Saat tiba waktunya untuk berurusan dengan beragam aspek dalam pernikahan seorang selebritis, pihak agensi sebenarnya memiliki lebih banyak hal yang perlu dilakukan ketimbang pihak orangtua.
“Ya, kurasa begitu.”
“Kalau begitu kita harus melakukannya dengan baik.” Ling JieJie sudah mulai merencanakan dalam benaknya soal lokasi, daftar tamu, daftar media, dan juga tentang kepada siapa harus memesan gaun pengantinnya, fotografer mana yang harus disewa, tanda terima kasih pernikahan apa yang harus diberikan sebagai balasannya, perlu tidaknya mencari sponsor, …. Semua detil kecil ini bagaimanapun juga butuh waktu kira-kira setahun untuk disiapkan. “Jenis pernikahan macam apa yang ada dalam pikiranmu? Apa kamu sudah memilih tanggal?”
“Aku belum memutuskan tentang pernikahan macam apa. Lalu untuk tanggalnya….” Qiao JingJing mempertimbangkan selama sesaat, “Saat aku sudah selesai syuting dramaku yang berikutnya?”
Kegelapan melingkupi di depan mata Ling JieJie selama sesaat, dia tak bisa menahan diri untuk berteriak, “Drama yang berikutnya hanya berjumlah 20 episode dan kamu akan melakukan syuting hanya dalam waktu dua bulan! Kamu kira kamu bisa selesai menyiapkan pernikahan dalam waktu dua bulan?! Apa kamu pernah menikah ah?!”
… Dirinya kan hanya mengatakannya sambil lalu. Kenapa reaksinya seperti itu?
Setelah Ling JieJie menggenggam tangannya dan meratap selama sesaat dengan suara yang penuh dengan air mata, Qiao JingJing akhirnya jadi berpikiran sedikit lebih jernih dan mulai menyadari bahwa sebagai seorang aktris muda dalam daftar A, mengatur pernikahan sungguh bukan sebuah tugas yang sederhana dan mudah.
Bahkan bila untuk saat ini mereka mengabaikan tentang media dan reporter, lokasinya tetaplah merupakan masalah besar. Bila mereka melakukannya di dalam negeri, informasinya akan jadi sangat mudah untuk bocor, kemudian menarik perhatian. Menggelarnya di luar negeri secara mendasar bisa saja ditolak. Orang-orang dalam unit kerja terbatas Guru Yu hanya diizinkan untuk pergi ke luar negeri sekali dalam setahun. Paspor Yu Tu bahkan tidak dipegang sendiri olehnya.
Qiao JingJing sangat galau. Bahkan setelah orangtua kedua belah pihak telah bertemu dan liburannya telah berakhir, dirinya masih belum mendapatkan rencana sempurna apa pun. Lalu suatu hari, akun resmi unit kerja Yu Tu di WeChat, yang Qiao JingJing ikuti, mengirimkan sebuah pemberitahuan yang mencari para pendaftar yang berminat.
Dia mengekliknya untuk dibuka, melihatnya, dan langsung dengan penuh semangat meneruskannya pada Yu Tu.
Yu Tu: ….
Qiao JingJing tak mau mengetik, jadi dia membuat panggilan suara. “Cepatlah, ayo daftar.”
Yu Tu mendesah pasrah. “Sudahlah, berhenti bercanda.”
“Aku tak bercanda ah, aku ini serius.” Dia bicara tanpa henti, memberikan setumpukan alasan. Dia masih ingin lanjut bicara saat sepertinya JingJing mendengar seseorang memanggil dirinya. Setelah Qiao JingJing memberikan seruan cepat sebagai tanggapan, dia kembali ke telepon untuk berkata pada Yu Tu, “Aku akan mulai membuat film sekarang. Ingatlah untuk pergi dan mendaftar. Hanya ada 20 tempat tapi ada begitu banyak orang di unit kerjamu. Kamu takkan kebagian tempat bila kamu terlambat.”
Setelah dia selesai mengucapkan semua ini, Qiao JingJing buru-buru menutupnya, meninggalkan Yu Tu menggenggam ponselnya dan merasa tak berdaya di sisi yang lain.
Saat Yu Tu menjawab panggilan ini, dia sedang makan dengan Guan Zai di kantin. Guan Zai sedang minum sup, “Ada apa?”
Yu Tu meletakkan teleponnya: “Urusan pernikahan.”
Guan Zai langsung tertarik. “Jenis pernikahan apa yang akan kalian berdua miliki? Aku belum pernah menghadiri pernikahan selebritis sebelumnya. Apakah akan sangat megah? Apa aku harus memakai setelan jas?”
“… Dia bilang padaku untuk mendaftar dalam pernikahan massal unit kerja kita.”
Guan Zai nyaris tersedak supnya. “Apa?”
Ya, artikel yang Qiao JingJing kirimkan kepada Yu Tu adalah ‘panggilan untuk pendaftar yang tertarik untuk pernikahan massal’ yang dikeluarkan oleh akun resmi unit kerja mereka.
Qiao JingJing telah bicara dengan penuh semangat di telepon tentang setumpukan keuntungan yang mereka dapatkan bila melakukan pernikahan massal. Contohnya –
“Takkan perlu mencemaskan tentang media. Kita takkan perlu pilih-pilih soal detil pernikahannya. Kita takkan perlu mengatur perjamuan pernikahan. Kita hanya perlu mengundang beberapa orang teman dekat dan keluarga untuk menjadi tamu kita. Kalau ini bukan pernikahan impian, lalu apa yang disebut dengan pernikahan impian? Aku ini sangat penuh pertimbangan. Saat Ling JieJie menemukannya, dia pasti dibuat terharu sampai menangis.”
“Cara berpikir bintang besarmu itu benar-benar berani dan imajinatif. Tetapi kalian berdua memang memiliki pandangan yang sama. Sebelumnya, saat kamu melihat kolega-kolegamu ambil bagian, bukankah kamu bilang bahwa cara ini menyederhanakan urusan dan memangkas masalah.”
Yu Tu mengernyit, “Kapan aku mengatakan itu?”
Guan Zai: “Beberapa tahun yang lalu, sepertinya.”
Yu Tu tak punya ingatan akan hal ini.
Guan Zai menggigit sebuah roti kukus. “Lalu kamu akan mendaftar?”
“Mendaftar untuk apa?” Yu Tu dengan sangat kalem berrujar, “Malam ini, dia akan meminta gaya pernikahan yang lain.”
Lagipula, rencana pernikahan Nona Qiao sudah berubah dari pernikahan pantai, menjadi pernikahan kebun, menjadi yang digelar di hotel, dan kemudian kembali lagi ke pantai.
Tak disangka-sangka, kali ini Qiao JingJing ternyata sangat teguh. Dia menanyakan pada Yu Tu tentang hal tersebut malam itu saat mereka melakukan video call. Setelah mengetahui bahwa Yu Tu belum mendaftar, dengan bersungguh-sungguh dia mendesak Yu Tu untuk mendaftar secepatnya.
Qiao JingJing menanyainya lagi pada keesokan harinya. Yu Tu berkata tanpa daya, “Kamu tak bisa mengubah pikiranmu begitu sudah mendaftar. Kalau tidak, kamu akan menyia-nyiakan apa yang bisa saja menjadi bagian untuk orang lain. Apa kamu yakin kalau kamu takkan berubah pikiran?”
Qiao JingJing memikirkan tentang hal itu selama tiga hari untuk kali ini. Lalu dengan wajah serius, dia berkata bahwa dia telah memikirkan semuanya dengan seksama. Yu Tu juga sudah siap kali ini. “Bagaimana dengan Paman, Bibi, dan Ling JieJie? Bila mereka setuju dengan itu, maka aku tak masalah.”
Yu Tu merasa bahwa Tuan dan Nyonya Qiao serta Ling JieJie takkan setuju pada hal ini. Akan tetapi seminggu kemudian, Ling JieJie serta Tuan dan Nyonya Qiao meneleponnya secara terpisah dan berkata bahwa melakukan pernikahan dengan cara ini akan jadi sangat istimewa, Yu Tu akhirnya menyadari bahwa Qiao JingJing memang serius. Dia bahkan telah meyakinkan orangtua dan manajernya!
Hari ini, untuk sekali ini Yu Tu tak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya, jadi dia pulang dari kerja lebih cepat.
Tiba di rumah, Yu Tu duduk di sofa dan jadi sedikit melamun.
Tanpa dia bahkan menyadarinya, sudah ada begitu banyak perubahan di rumahnya. Qiao JingJing telah mengganti warna tirai. Wanita itu telah meletakkan permadani di depan sofa dan ada beberapa bantal duduk dengan berbagai warna berbeda di atas sofa. JingJing juga telah meletakkan tanaman-tanaman hijau dan bunga-bunga segar di mana-mana. JingJing telah mendekorasi rumahnya yang dingin dan hambar menjadi rumah yang bergaya dan romantis.
Qiao JingJing selalu menyukai benda-benda cantik. Wanita itu harus memakai cangkir-cangkir indah untuk minum teh dan juga harus memakai piring-piring yang tampak cantik untuk makan. Kapan saja ada kesempatan macam apa pun, JingJing mau hal itu memiliki suasana yang sesuai. Seakan wanita itu bisa dengan ajaibnya membuat lilin dan bunga-bunga muncul, kapan saja dan di mana saja.
Karenanya, bagaimana mungkin Qiao JingJing benar-benar ingin ambil bagian dalam pernikahan massal?
Yu Tu mengeluarkan ponselnya dan menemukan sebuah video yang telah dirinya tonton secara online dua tahun yang lalu.
Dia mengetuknya hingga terbuka. Di video itu, Qiao JingJing penuh senyum dan sedang diwawancarai. Pada menit ketujuh video itu, si pewawancara bertanya: “Kalau kamu menikah, jenis pernikahan apa yang kamu inginkan? Apa pernikahan impianmu?”
“Pernikahan impianku ah, biarkan aku berpikir. Harus jadi pernikahan yang sangat romantis, penuh dengan bunga-bunga. Aku akan mengundang banyak teman….”
Yu Tu bersandar pada sofa dan berulang-ulang menonton segmen itu beberapa kali. Lalu mendadak dia berdiri, mengambil kunci mobilnya, turun ke lantai bawah, dan menyetir menuju kegelapan.
Saat Qiao JingJing membuka pintu kamar hotel dan melihat Yu Tu, dia tertegun. “Bagaimana bisa kamu datang kemari? Apa besok akhir pekan?”
Merasa tidak yakin, JingJing ingin mengambil ponselnya untuk memastikan.
Yu Tu menariknya kembali, menutup pintu, dan bertanya langsung, “Kenapa kamu ingin ikut pernikahan massal?”
Qiao JingJing terkejut dan berkata, “Kamu menyetir lebih dari dua ratus kilometer untuk sampai kemari hanya untuk bertanya ini padaku?”
“Kamu pernah bilang sebelumnya bahwa pernikahan impianmu harus sangat romantis dan penuh dengan bunga danm kau akan mengundang banyak teman. JingJing….”
“Tunggu sebentar,” Qiao JingJing menyelanya. “Kapan aku mengatakan itu?”
“Tahun 2015, dalam sebuah wawancara di mana kamu sedang mengiklankan cincin pernikahan.”
Qiao JingJing tak bisa berkata-kata. “Kamu percaya itu? Saat kamu ditanyai tentang pernikahan semacam ini dalam sebuah wawancara, kamu hanya bisa mengarang sesuatu saat itu juga.”
Yu Tu pantang menyerah. “Lalu pernikahan macam apa yang kamu inginkan?”
Qiao JingJing terdiam selama sesaat kemudian bertanya, “Apa kamu pikir aku ingin ambil bagian dalam pernikahan massal karena aku mempertimbangkan situasi keuanganmu?”
Yu Tu menatapnya, “JingJing, aku juga ingin melakukan yang terbaik.”
Qiao JingJing menatap ke dalam matanya dan memberikan seulas senyum manis. “Terima kasih. Karena aku mau menikahimu, tentu saja kamu harus melakukan yang terbaik untukku. Tapi kali ini, aku benar-benar hanya menginginkan pernikahan yang sederhana.”
“Kamu tahu kalau aku berada dalam industri ketenaran dan uang, di mana semua orang selalu mengamati. Ada terlalu banyak hal yang harus kupertimbangkan untuk pernikahanku. Aku ingin menjaganya tetap rahasia, tapi akan mustahil begitu aku mulai mengaturnya. Aku ingin mengundang hanya beberapa orang teman terdekatku, tapi mungkin seseorang akan tersinggung dan menyalahkanku. Pada akhirnya, seluruh pernikahan mungkin akan berubah menjadi pertemuan sosial. Kita akan harus terus berinteraksi dan berfoto dengan orang-orang. Mungkin sedikit masalah saja akan menyebabkan kita menjadi topik pencarian yang panas. Tapi kalau kita ikut serta dalam pernikahan kelompok unit kerjamu, masalah-masalah ini takkan terjadi. Kita bisa sekedar menjadi pasangan, mempelai pria dan wanita. Meski akan bersama dengan banyak pengantin baru lainnya, aku sebenarnya merasa bahwa hanya bila kita melakukan dengan cara inilah maka pernikahannya hanya akan menjadi untuk kita berdua. Hanya kamu dan aku, satu dengan satu, hati dan pikiran kita hanya untuk satu sama lain, tanpa ada yang mengganggu kita dan tak perlu memedulikan tentang pendapat publik dan basa-basi sosial.
“Juga, bahkan bila kita memang melakukan pernikahan kita bersama dengan banyak orang lainnya, lantas kenapa? Setiap hari ada begitu banyak orang di dunia ini yang menikah pada waktu bersamaan. Kita selalu hanya menjadi salah satu – di antara banyak orang – pasangan suami dan istri kec – … ah, pasangan suami dan istri muda.”
Qiao JingJing tertawa pada leluconnya sendiri, dan matanya tanpa disadari jadi semakin menghangat.
“Pernikahan adalah sesuatu yang hanya ada di antara dua orang. Ini adalah sesuatu yang kamu memberi kepadaku dan aku memberi kepadamu.” Qiao JingJing menatap Yu Tu dengan mata yang sedikit memerah dan bertanya tulus, “Dengan pernikahan semacam itu apa kamu tidak akan merasa senang?”