You’re My Glory - Special 9
Chapter ini diterjemahkan oleh Kak Nadita (LatifunKanurilkomari)
Editor: June | Proofreader: Kak Glenn
Kalau Guru Yu berkewajiban untuk membangun sarang bagi mereka berdua, berarti dirinya berkewajiban untuk menghias sarang mereka dengan bunga dan rumput?
Di pagi musim gugur dengan matahari bersinar cerah, Qiao JingJing duduk di ruang keluarga sambil memegang ponselnya dengan serius, beli, beli, beli.
Karpet, bantal kecil, taplak meja, vas bunga, cangkir yang cantik… ngomong-ngomong dirinya sudah lama ingin mengubah gaya hitam, putih, abu-abu milik Guru Yu yang minimalis.
Setelah mengamati daftar yang harus dibeli, Qiao JingJing sudah tidak tahu lagi apa yang harus dibeli. Dia meletakkan ponselnya dan berjalan ke ruang lemarinya sekali lagi. Setelah keluar, dirinya merasa sangat puas dan mengambil ponselnya lagi.
Tapi kali ini bukan untuk belanja, melainkan ke aplikasi WeChat!
Dia mengirim pesan ke Ling JieJie terlebih dulu.
“Guru Yu mendesain ulang rumahnya untukku. Apa kamu mau datang untuk melihat-lihat?”
Lalu dia meng-copy dan paste pesan itu dan mengirimnya ke Xiao Zhu.
“Guru Yu mendesain ulang rumahnya untukku. Apa kamu mau datang untuk melihat-lihat?”
Terakhir, dia mengubah pesannya sedikit dan mengirimnya ke teman dekatnya yang saat ini sedang syuting di Shanghai.
“Pacarku mendesain ulang rumahnya untukku. Apa kamu mau datang untuk melihat-lihat?”
Tiga pesan balasan langsung datang dengan sangat cepat.
Ling JieJie: …Oke, kebetulan aku juga perlu membicarakan sesuatu denganmu.
Xiao Zhu: Mau \(^o^)/
Teman: Enyahlah! Aku masih punya delapan ratus adegan untuk syuting.
Ling JieJie dan Xiao Zhu datang di siang hari, membawa makan siang dan makanan serta sepatu yang Qiao JingJing minta untuk dibawakan oleh Xiao Zhu. Ling JieJie masuk dan tidak melihat Yu Tu. “Di mana Guru Yu? Dia tidak pulang untuk makan siang?”
“Jam kerjanya dari jam 8 pagi sampai 04.30 sore. Dia tidak sempat pulang di siang hari.”
Setelah supir membawakan kotak yang terakhir, dia pun pergi. Ling JieJie menutup pintu: “Kamu menyuruh Xiao Zhu membawa begitu banyak pakaian. Memangnya Guru Yu punya tempat untuk meletakkan semua ini?”
Qiao JingJing menunjukkan tawa usil, “Bukannya aku sudah bilang kalau rumah ini didesain ulang?”
Dia langsung membawa mereka berdua ke ruang pakaian, “Lihat, Guru Yu membuatkanku ruangan pakaian.”
Xiao Zhu memandang dengan cepat dan langsung berujar, “Wow, cantik sekali. Lemari berwarna hitam keabuan dipadu dengan pintu dari kaca memberi kesan yang sangat bagus.”
Ling JieJie: “….”
Memang sangat cantik dan berkesan modern, tapi tidak perlu berlebihan, kan? Apa Xiao Zhu sebegitu jujurnya?
“Penampilannya tidak penting.” Qiao JingJing ingin pamer tapi pertama dia harus rendah hati dulu. “Yang paling penting adalah fungsinya. Ruangan di rumah kami kecil. Guru Yu khawatir tidak ada cukup tempat untuk meletakkan pakaianku, jadinya bagian atas dan bawah lemari dipasang tiang gantungan pakaian. Bagian atasnya juga bisa diangkat dan diturunkan secara otomatis.”
Qiao JingJing menekan tombol di dinding di samping pintu. Salah satu pintu kaca lemari langsung membuka ke sisi kiri dan kanan. JingJing menekan tombolnya lagi dan bagian gantungan atas dengan cepat menjulur ke luar dan agak merendah. Kemungkinan karena terbatasnya ruang, setelah setengah jalan menurun, tiang penopang di kedua sisi agak melipat dan turun sedikit ke bawah.
Sekarang Ling JieJie baru sadar kalau ini lumayan pintar dan berbeda, tapi dirinya masih merasa Qiao JingJing masih terlalu berlebihan. “Ini memang bagus, bisa menyimpan lebih banyak baju. Tapi lemarimu di Lujiazui juga bisa seperti ini, lalu kenapa kamu jadi berlebihan begini?”
“Tidak sama.” Xiao Zhu yang mengurus lemari pakaian JingJing memang berhak mengeluarkan pendapatnya. “Yang di kamar JingJing sangat merepotkan. Seharusnya otomatis, tapi terlalu lambat dan berisik. Biasanya aku mengambil tongkat dan mengambil pakaiannya karena lebih cepat seperti itu, Yang ini sangat cepat dan tidak berisik sama sekali.”
“Tepat sekali. Selain itu coba lihat di sudut lemarinya….”
Qiao JingJing menunjukkan fungsi dari lemarinya satu per satu. Ling JieJie mencobanya sendiri dan akhirnya menjadi tertarik. “Dimana Guru Yu memesan semua ini? Nanti berikan kepadaku kontaknya. Aku juga mau mengubah lemari di rumahku. Bagian atas lemariku lebih baik dipasang yang seperti ini jadinya bisa naik atau turun secara otomatis. Kalau begini ada cukup tempat untuk menggantung pakaian.”
Qiao JingJing sudah menunggu pertanyaan ini untuk ditanyakan. Dia langsung mengangkat pipinya dan menjawab dengan bangga, “Lemarinya dipesan dan dibuat sendiri, aku bisa memberimu nomor kontaknya. Tapi aku tidak bisa menolongmu dengan fungsinya. Semua itu dibuat oleh Guru Yu sendiri.”
Ling JieJie langsung terkejut, “Benarkah? Dia bahkan bisa membuat yang seperti ini?”
“Ini seharusnya tidak susah, kan? Dia bahkan mendesain roket.” Ujar Qiao JingJing, “Dia bilang tadinya dia hanya akan membelinya saja. Tapi setelah melihat-lihat, yang punya fungsi seperti ini di pasaran terlalu mahal dan terlalu berat juga terlalu merepotkan, akhirnya dia mendesain dan membuat lemari ini sendiri.”
Mendesain sendiri memang sangat hebat, tapi dengan jujur mengatakan kepada pacarnya bahwa alasan kenapa dia membuatnya sendiri karena harganya terlalu mahal? Ling JieJie dengan ragu memberi hormat kagum kepada Yu Tu.
“Lemari di kamarmu harganya ratusan ribu Yuan.”
Qiao JingJing, yang tidak pernah peduli pada apa pun, sedikit kaget setelah mengetahui ternyata lemari pakaiannya sebegitu mahal. “Semahal itu?”
Dia mengusap lemarinya, tiba-tiba ada suatu perasaan yang muncul dalam hatinya, sebuah perasaan dimana dirinya merasa puas karena sudah menghemat ratusan ribu Yuan.
Xiao Zhu sudah berdiri di sisi mengamati lemarinya untuk sesaat dan sedikit cemas, “JingJing, gantungannya agak ringan dibandingkan dengan yang di rumah. Apa tidak apa-apa jika dipakai untuk menggantung sebegitu banyaknya pakaian di sini?”
“Tidak. Yu Tu bilang bahannya baru jelek jika digunakan di tempat yang bersuhu terlalu rendah atau terlalu tinggi dan lagi bahan ini tidak tahan radiasi. Tapi gantungan ini ringan dan sangat kuat dan juga murah, lebih dari cukup untuk digunakan sebagai gantungan pakaian. Orang-orang di bidangnya memang harus paham mengenai bahan, jadi seharusnya tidak masalah.”
Ling JieJie sedikit kaget, “Dia bahkan memilih bahannya? Lalu apa yang akan terjadi di musim panas kalau gantungan ini tidak tahan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah?”
Qiao JingJing: “….”
Qiao JingJing: “Maksudnya adalah suhu rendah dan suhu tinggi di ruang angkasa, seperti suhu ratusan atau minus ratusan derajat.”
Ling JieJie, “…Oh.”
Ling JieJie merasa kecerdasannya sedang diremehkan, dengan cepat terbatuk kecil dan mengubah topik pembicaraan, “Xiao Zhu sudah membawakanmu makan siang. Aku juga belum makan, jadi ayo makan sama-sama.”
Setelah makan siang, mereka bertiga membereskan pakaian bersama-sama. Ling JieJie melihat Xiao Zhu sengaja membawakan pakaian yang tebal, tentu saja JingJing berencana mengenakan pakaian itu saat cuacanya sedikit dingin, jadinya Ling JieJie bertanya, “Kamu benar-benar akan tinggal di sini selama dua bulan?”
“Tentu saja. Lebih mudah bagi Yu Tu untuk berangkat dari sini. Lagipula aku hanya akan tinggal di rumah, jadi tidak masalah di mana aku tinggal.”
“Meskipun rumah Guru Yu tidak terlalu besar, tapi rumah ini sangat bagus. Kalau dia tidak menikah denganmu, rumah ini masih cukup luas.”
Qiao JingJing: “….Rumah ini masih cukup luas meskipun dia menikah denganku!”
Ling JieJie: “Haha.”
“Berapa harga rumah ini? Sekarang ini seharusnya sekitar 40.000 [per m2] untuk rumah yang di pinggir kota, kan?”
Qiao JingJing berpikir sejenak, “Dia membelinya lebih awal. Aku pikir seharusnya sekitar 20.000 pada saat itu? Yu Tu bahkan meminjam uang dari orang tuanya untuk uang muka, tapi dia sudah mengembalikan uang itu beberapa tahun yang lalu.”
“Guru Yu membeli secara kredit?”
“Tentu saja. Pada saat itu dia baru saja bekerja, memangnya dia punya uang berapa? Masih ada sepuluh tahun cicilan dan dia harus membayar lebih dari 10.000 Yuan setiap bulannya. Tapi dia makan di lembaga dan juga tidak butuh uang transportasi, jadi selain membeli buku dia tidak punya banyak pengeluaran. Malahan, selama Yu Tu sehat-sehat saja dia bahkan tidak ada pengeluaran sama sekali.”
Saat mendengar ini, Ling JieJie berhenti membereskan pakaian. Tiba-tiba saja dirinya dilanda perasaan sedih yang tidak bisa dijelaskan.
Selebriti yang dia asuh hingga menjadi bintang besar ini biasanya bahkan tidak mengerutkan mata saat membeli perhiasan maupun barang mewah lainnya, sekarang bintang besar ini sedang berjongkok di lantai sambil melipat bajunya, bercerita mengenai pembayaran cicilan sebesar 10.000-an Yuan.
Akan tetapi pemandangan seperti ini juga memantapkan hati Ling JieJie. Dirinya merasa bahwa mungkin dirinya hanya terlalu emosional dan penuh drama. Pada saat ini, mereka sedang membereskan pakaian bersama-sama tapi dirinya merasa bahwa apa yang terjadi saat ini memang sudah sepantasnya.
Ling JieJie langsung mengkritik Qiao JingJing untuk menutupi perasaanya sendiri, “Lalu kenapa kamu menyuruh Guru Yu membeli mobil? Dia masih punya cicilan, kan?”
“Aku tidak menyuruhnya membeli mobil,” Qiao JingJing langsung membela diri. “Dia harus bertemu dengan orang tuaku di Tahun Baru Imlek kemarin. Kalau dia menggunakan mobilku kelihatannya tidak terlalu bagus. Orang tuanya, Paman dan Bibi, pastinya juga akan merasa aneh. Kebetulan saja tahun lalu lembaga penelitiannya mengembalikan sistem bonus di lembaganya. Guru Yu dan grupnya mendapat bonus yang lumayan. Dia sudah bekerja sangat keras selama dua tahun ini dan juga dipromosikan, jadi tidak masalah untuk membeli mobil.”
Setelah selesai membereskan pakaian, punggung mereka terasa pegal dan gatal sehingga mereka bertiga duduk di ruang tengah dan meminum teh. Qiao JingJing mengambil inisiatif untuk menyajikan teh, biskuit dan menuangkan air, bertingkah seperti nyonya rumah.
Xia Zhu sangat tersentuh dan mendukung Qiao JingJing untuk tinggal di sini. “Kalau kamu tinggal di Lujiazui, aku tidak akan dianggap sebagai tamu. Lalu dimana aku bisa mendapatkan perlakuan seperti ini?”
Qiao JingJing menjejalkan biskuit ke mulut Xiao Zhu, “Kamu pasti lelah mengikutiku ke mana-mana. Kamu tidak perlu mengurusku selama dua bulan ini. Bawa ibumu liburan dan datanglah kepadaku untuk diganti uangnya.”
“Tunggu dulu.” Ling JieJie langsung menyela. “Jangan bilang kalau kamu benar-benar tidak akan melakukan apapun selama dua bulan ini? Apa kamu sudah memikirkan acara variety show yang aku ceritakan kemarin? Ini cuma perlu waktu sepuluh hari.”
Qiao JingJing menggelengkan kepalanya, “Aku tidak akan melakukannya. Aku sudah berjanji kepada Guru Yu. Dua bulan berarti dua bulan, tidak berkurang satu hari pun!”
Ling JieJie: “…Apa ini yang orang bilang pikiran hanya dipenuhi dengan cinta?”
Pada saat inilah Qiao JingJing menjadi serius. “Cuma bercanda. Ini bukan karena Guru Yu. Apa kamu pernah melihat aku menolak film dengan naskah yang bagus selama dua tahun ini? Aku tidak akan mengorbankan karirku demi cinta, tapi mulai sekarang aku benar-benar ingin mengurangi pekerjaanku yang tidak berhubungan dengan akting.”
“Dan kamu masih berani bilang ini bukan karena Guru Yu?”
“Memang bukan.” Setelah berpikir sejenak, Qiao JingJing mengubah nada bicaranya. “Tapi memang ada pengaruh dari dia.
“Aku sebenarnya seorang aktris, kan? Tidak peduli betapa ramainya acara variety show itu atau terkenalnya iklan tersebut, semua itu hanya akan menarik perhatian sebentar saja dari para fans. Setelah beberapa waktu semua ini akan berlalu. Pada akhirnya ketika orang-orang mengingatku, mereka hanya akan melihat peran dan pekerjaan apa yang aku lakukan. Sebenarnya aku sudah memahami hal ini sejak dulu. Tapi waktu itu aku masih sangat muda dan hanya tahu untuk sibuk dan berlari kesana-kemari… sebenarnya aku agak menyesal.”
Qiao JingJing terdiam sesaat. “Ada dua hal yang menyebabkan aku berpikir seperti ini. Sekarang kalau dipikir-pikir lagi, kalau saja aku memikirkannya sedikit lagi, aku bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik. Sekarang umurku sudah bertambah, aku tidak mau sembarangan mengejar ekor untuk mencari uang. Untuk orang-orang di pekerjaan seperti ini, sekali pikiran kita kacau semua itu langsung terlihat di pekerjaan kita. Jika itu terjadi, orang-orang hanya akan membicarakan hal yang buruk mengenai diriku. Tentu saja aku masih akan melakukan akting, tapi semua itu peran utama yang sama dan berulang seperti garis lurus. Apa gunanya? Nilaiku jadi berkurang. Guru Yu punya mimpinya dan aku juga punya mimpiku sendiri. Nilai Guru Yu akan terus bertambah dan aku juga tidak mau ketinggalan. Karena itu di masa depan nanti aku akan mengurangi hal-hal yang tidak penting, mengurus diriku dengan baik dan lebih berkonsentrasi dalam pekerjaanku.”
Qiao JingJing mengucapkan semua ini dengan lambat dan terputus-putus, seakan dia berpikir sambil mengucapkan semua itu.
Ling JieJie terdiam.
Qiao JingJing memandang Ling JieJie dan dengan jitu menambahkan: “Dengan begini aku bisa terkenal lebih lama!”
Pikiran Ling JieJie sudah diganggu oleh JingJing: “Kamu cuma ingin menikmati liburanmu dengan alasan yang terhormat, kan?”
Qiao JingJing: “== aku mencari kedamaian dan pencerahan bagi jiwaku!”
Setelahnya Ling JieJie tidak mengatakan apapun lagi. Dia bergosip sebentar dan kemudian pergi bersama Xiao Zhu. Saat di jalan, dia mengirimkan dua pesan WeChat kepada Qiao JingJing.
Ling JieJie: Aku setuju dengan pemikiranmu. Aku akan coba menyesuaikan lagi tujuan karirmu di masa depan.
Ling JieJie: Meskipun kamu dan Guru Yu sudah berkencan selama dua tahun, kalian berdua jarang menghabiskan waktu bersama. Seperti kata pepatah, cinta itu gampang datangnya tapi sulit untuk dipertahankan. Kalian berdua harus terus bertahan, baru setelah itu kalian bisa tahu apa kalian cocok satu sama lain. Sebenarnya tadi aku sempat cemas tapi sekarang aku tidak cemas lagi.
Qiao JingJing: …
Tunggu dulu!
Kalau kamu sudah tidak cemas lagi, lalu kenapa menulis seperti ini? Kalau kamu bilang begitu aku malah berpikir ada masalah. Sekarang aku jadi cemas!
Ketika Yu Tu kembali pulang, Qiao JingJing sedang berpikir keras. Yu Tu memandang sekeliling, “Ling JieJie dan Xiao Zhu sudah pulang?”
“Mereka bilang mereka tidak mau menjadi bohlam lampu (T/N: Bahasa gaul yang berarti tamu tak diundang).” Kali ini JingJing berujar cemas: “Yu Tu, kali ini kita akan tinggal bersama untuk waktu yang lama. Apakah kita akan menyadari kalau kita tidak cocok satu sama lain?”
Yu Tu mengerutkan alisnya. “Selama waktu ketika aku mengajarimu bermain game, bukankah kita selalu bersama-sama setiap hari? Dari jam sembilan pagi sampai sembilan malam. Aku bangun jam enam pagi dan tiba di rumah jam sebelas malam setiap hari. Apa kamu lupa kalau kamu sudah banyak menyita waktuku?”
Qiao JingJing sedikit malu. Pada saat itu dirinya masih belum tahu kalau Yu Tu perlu waktu dua jam untuk datang ke rumahnya. JingJing membantah, “Itu beda dengan yang sekarang.”
Saat itu mereka belum berkencan!
“Memang berbeda.” Yu Tu berpikir dan akhirnya setuju. “Pada saat itu kita lebih banyak bersama di siang hari. Tapi sekarang aku harus bekerja jadi kita lebih banyak bersama di malam hari. Tapi JingJing….”
Yu Tu bertanya dengan wajah serius, “Di malam hari, kapan kita punya waktu untuk berpikir kalau kita tidak cocok?”
Qiao JingJing: “….”
Tidak sopan!